visitors, sahabat UKMM UNLAM

Senin, 12 September 2011

REPOST

Puasa Enam Hari di Bulan Syawal


Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan puasa-puasa sunnah. Sebagaimana yang disabdakan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam: “Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan?; Puasa adalah perisai, …” (Hadits hasan shohih, riwayat Tirmidzi). Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan, “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhori: 6502)

Puasa Seperti Setahun Penuh
Salah satu puasa yang dianjurkan/disunnahkan setelah berpuasa di bulan Romadhon adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rosululloh bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Romadhon kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164). Dari Tsauban, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari setelah hari raya Iedul Fitri, maka seperti berpuasa setahun penuh. Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh lipatnya.” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan dalam Syarh Shohih Muslim 8/138, “Dalam hadits ini terdapat dalil yang jelas bagi madzhab Syafi’i, Ahmad, Dawud beserta ulama yang sependapat dengannya yaitu puasa enam hari di bulan Syawal adalah suatu hal yang dianjurkan.”
Dilakukan Setelah Iedul Fithri
Puasa Syawal dilakukan setelah Iedul Fithri, tidak boleh dilakukan di hari raya Iedul Fithri. Hal ini berdasarkan larangan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Umar bin Khothob, beliau berkata, “Ini adalah dua hari raya yang Rosululloh melarang berpuasa di hari tersebut: Hari raya Iedul Fithri setelah kalian berpuasa dan hari lainnya tatkala kalian makan daging korban kalian (Iedul Adha).” (Muttafaq ‘alaih)
Apakah Harus Berurutan ?
Imam Nawawi rohimahulloh menjawab dalam Syarh Shohih Muslim 8/328: “Afdholnya (lebih utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut langsung setelah Iedul Fithri. Namun jika ada orang yang berpuasa Syawal dengan tidak berturut-turut atau berpuasa di akhir-akhir bulan, maka dia masih mendapatkan keuatamaan puasa Syawal berdasarkan konteks hadits ini”. Inilah pendapat yang benar. Jadi, boleh berpuasa secara berturut-turut atau tidak, baik di awal, di tengah, maupun di akhir bulan Syawal. Sekalipun yang lebih utama adalah bersegera melakukannya berdasarkan dalil-dalil yang berisi tentang anjuran bersegera dalam beramal sholih. Sebagaimana Allah berfirman, “Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (Al Maidah: 48). Dan juga dalam hadits tersebut terdapat lafadz ba’da fithri (setelah hari raya Iedul Fithri), yang menunjukkan selang waktu yang tidak lama.
Mendahulukan Puasa Qodho’
Apabila seseorang mempunyai tanggungan puasa (qodho’) sedangkan ia ingin berpuasa Syawal juga, manakah yang didahulukan? Pendapat yang benar adalah mendahulukan puasa qodho’. Sebab mendahulukan sesuatu yang wajib daripada sunnah itu lebih melepaskan diri dari beban kewajiban. Ibnu Rojab rohimahulloh berkata dalam Lathiiful Ma’arif, “Barangsiapa yang mempunyai tanggungan puasa Romadhon, hendaklah ia mendahulukan qodho’nya terlebih dahulu karena hal tersebut lebih melepaskan dirinya dari beban kewajiban dan hal itu (qodho’) lebih baik daripada puasa sunnah Syawal”. Pendapat ini juga disetujui oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarh Mumthi’. Pendapat ini sesuai dengan makna eksplisit hadits Abu Ayyub di atas.
Semoga kebahagiaan selalu mengiringi orang-orang yang menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa sallam. Wallohu a’lam bish showab.
***
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id

REPOST

    
TAK SEKEDAR HIJAB HATI



ADA seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab

”Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab. ”

Sudah banyak orang menanyakan maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama.

Hingga di suatu malam. Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas dipinggir taman.

Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya.Ia tak sendiri.Ada beberapa wanita disitu yang terlihat juga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.

“Assalamu’alaikum,saudarik
u….”

“Wa’alaikum salam. Selamat datang saudariku”

“Terima kasih. Apakah ini surga?”

Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga ”

“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini. ”

Wanita itu tersenyum lagi ”Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku ?”

“Aku selalu menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah. ”

“Alhamdulillah..”

Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka.

Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di Taman mulai memasukinya satu-persatu.

“Ayo kita ikuti mereka” kata wanita itu setengah berlari.

“ Apa di balik pintu itu?” Katanya sambil mengikuti wanita itu

“ Tentu saja surga saudariku” larinya semakin cepat

“ Tunggu..tunggu aku..” dia berlari namun tetap tertinggal



Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum kepadanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak

“Amalan apa yang telah kau lakukan hingga engkau begitu ringan ?”

“Sama dengan engkau saudariku.” jawab wanita itu sambil tersenyum

Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu.

“ Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan ?”

Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu

Berkata “Apakah kau tak memperhatikan dirimu, apa yang membedakan dengan diriku ?”

Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.

“ Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke Surga-NYa tanpa jilbab menutup auratmu ?”

Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata

”Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati.”

Ia tertegun..lalu terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan shalat malam. Menangis dan menyesali perkataanya dulu.. berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya.

 SUMBER: WANITA MUSLIMAH

repost

International Hijab Solidarity Day

Assalamu'alaikum wr. wb.

Yaa ukhtifiillah rahimakumullah, kita sudah sangat familiar dengan perintah menutup aurat, di antaranya:

Perintah menggunakan jilbab:
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Ahzab : 59)
- Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.

Perintah menggunakan kerudung:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31).

Nah, postingan kali ini berbeda dari postingan biasanya, because today is International Hijab Solidarity Day. Hmm, apaan tuh??? Yuk kita cari tahu sama-sama. :)


HISTORY of IHSD???

IHSD ini dilatarbelakangi oleh adanya keputusan pemerintah London yang melarang mahasiswa untuk memakai simbol-simbol keagamaan, sehingga banyak warga muslim yang memprotes keputusan ini. Hal ini tentunya menyulitkan muslimah untuk menutup aurat secara sempurna. Karena itu, pada tanggal 4 September 2004 diadakanlah konferensi London yang dihadiri oleh Syeikh Yusuf Al Qardawi, Prof Tariq R. dan juga 300 delegasi dari 102 organisasi Inggris International, yang kemudian menghasilkan keputusan :
1. Menetapkan dukungan terhadap penggunaan jilbab
2. Penetapan tanggal 4 september sebagai hari solidaritas jilbab internasional (IHSD)
3. Rencana aksi untuk tetap membela hak muslimah untuk mempertahankan busana takwa mereka.

Ketua Assembly for the Protection of Hijab, Abeer Pharaon, lewat situs Islamonline bulan Juli kemarin menyerukan umat Muslim se-dunia untuk menjadikan Hari Jilbab Internasional yang jatuh setiap tanggal 4 September sebagai hari solidaritas untuk mengenang Marwa Al-Sharbini, seorang muslimah asal Mesir yang dibunuh oleh seorang pemuda Jerman keturunan Rusia di ruang sidang kota Dresden, Jerman awal Juli lalu. 

Abeer mengatakan, Marwa Al-Sharbini adalah seorang martir bagi perjuangan muslimah yang mempertahankan jilbabnya. "Ia menjadi korban Islamofobia, yang masih dialami banyak Muslim di Eropa. Kematian Marwa layak untuk diperingati dan dijadikan sebagai Hari Hijab Sedunia," kata Abeer. 

Jilbab memang masih menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Bukan hanya di negara-negara Barat yang mayoritas penduduknya non-Muslim, bahkan di negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim seperti Indonesia. Bukti bahwa jilbab masih belum sepenuhnya mendapat tempat di negeri ini salah satu contohnya yaitu masih banyak rumah-rumah sakit di negeri ini yang memberlakukan larang berjilbab terutama bagi tenaga perawatnya dan masalah ini masih belum menjadi perhatian para pemimpin di negeri ini yang seharusnya memberikan perlindungan terhadap hak-hak sipil seluruh warga negaranya. 

Tapi itulah faktanya, jika di negeri Muslim seperti Indonesia saja jilbab masih menjadi hal yang menakutkan, bukan hal yang mengherankan jika banyak muslimah berjilbab di negeri-negeri non-Muslim yang mengalami diskriminasi, pelecehan dan penghinaan hanya karena mengenakan jilbab. Bahkan di beberapa negara, jilbab terang-terangan dilarang. Itulah sebabnya mengapa ada Hari Solidaritas Jilbab Internasional, karena banyak muslimah yang masih harus memperjuangkan hak-haknya untuk menjalankan perintah agamanya dalam hal ini perintah mengenakan jilbab.



Berawal Dari Inggris 

Bulan Juli tahun 2004, tokoh-tokoh Muslim di seluruh Eropa berkumpul di kota London, Inggris. Mereka menggelar konferensi mendukung jilbab, sebagai reaksi atas keputusan pemerintah Prancis yang menyatakan melarang jilbab di institusi-institusi pendidikan dan institusi publik. 

Konferensi dibuka oleh walikota London, Ken Livingstone dan dihadiri oleh 300 delegasi, mewakili 102 organisasi-organisasi Inggris dan internasional. Hadir pula dalam konferensi itu tokoh cendekiawan Muslim Sheikh Yusuf Al-Qaradawi dan Profesor Tariq Ramadan. 

Dari hasil konferensi itu terbentuklah Assembly for the Protection of Hijab (Majelis untuk Perlindungan Jilbab) dan seluruh peserta mendeklarasikan tanggal 4 September sebagai International Hijab Solidarity Day (Hari Solidaritas Jilbab Internasional). Dalam konferensi itu, para peserta merancang berbagai rencana aksi untuk membela hak kaum perempuan Muslim untuk mempertahankan busana muslim mereka. 

"Kampanye ini bukan hanya untuk wanita Muslim semata. Aksi ini ditujukan bagi siapa saja yang percaya bahwa merupakan hak seorang wanita Muslim untuk bisa mengenakan jilbabnya tanpa perlakuan diskriminatif dari masyarakat maupun pemerintahnya," kata Koordinator Pro-Hijab, Abeer Pharaon ketika itu. 

Sementara itu, Livinstone-walikota London yang dikenal dekat dengan komunitas Muslim di Inggris-dalam pernyataannya mengatakan, "Jika kami membiarkan serangan terhadap Islam terjadi, saya tahu siapa yang akan menjadi sasaran tembak dan korban berikutnya," tukasnya. 

Sejak itulah, setiap tanggal 4 September, organisasi-organisasi dan umat Islam, terutama muslimah yang tinggal di negara-negara non-Muslim menggelar Hari Solidaritas Jilbab Internasional. Meski gaungnya tidak terlalu menggema sampai ke negeri-negeri Muslim lainnya, termasuk Indonesia. 

Padahal setelah kasus Marwa Al-Sharbini, kasus-kasus larangan jilbab masih terjadi di mana-mana. Beberapa negara bagian di Jerman sudah memberlakukan larang jilbab bagi para siswa sekolah, Mahkamah Agung di negara bagian Michigan AS, baru-baru ini mengabulkan permohonan pengadilan-pengadilan di bawahnya yang melarang muslimah berjilbab masuk ke ruang sidang. Belum lama ini, seorang muslimah Selandia baru menggugat seorang hakim di Negeri Kiwi itu yang melarangnya masuk ke ruang sidang hanya karena ia berjilbab, bahkan di negara Turki yang pernah menjadi pusat kekhalifahan Islam, jilbab juga dilarang di institusi-institusi pendidikan terutama di universitas. 

Tak ada alasan yang masuk akal atas semua larangan jilbab, kecuali karena fobia terhadap Islam dan arogansi budaya. Tapi dalam Islam, jilbab bukan semata-mata simbol agama tapi perintah yang diturunkan Allah Swt terhadap para muslimah untuk memuliakan kaum perempuan.

Hijab itu WAJIB.....
Hijab itu CIRI MUSLIMAH.....
Hijab is OUR RIGHT, OUR LIFE, OUR CHOICE.....

Tunjukkan pada dunia, bahwa HIJAB itu LUAR BIASA! :)

Wassalamu'alaikum wr. wb.


by: Kemuslimahan KSI Asy-Syifa FK UNLAM
SELAMAT HARI JILBAB PARA MUSLIMAH....^_^

History of International Hijab Solidarity Day

Mungkin masih banyak diantara kita yang masih asing dengan kata ini. But, tidak ada ruginya untuk mengetahui, dari pada tidak sama sekali, terutama buat kamu yang ngaku sebagai muslimah.
IHSD dilatar belakangi oleh Keputusan pemerintah London yang melarang mahasiswa untuk memakai simbol – simbol keagamaan, sehingga banyak kaum muslimin yang memprotes keputusan ini. Hal ini merugikan wanita, khususnya muslimah yang harus menutupi diri dengan hijab yang longgar, oleh karena itu lahirlah KONFERENSI London pada tanggal 4 september 2004 yang di hadiri oleh :
- Syeikh Yusuf Al – Qardawi
- Prof Tariq R , dan
- Di hadiri oleh 300 delegasi dari 102 Organisasi Inggris dan Internasional.

Hasil dari Konferensi London adalah:
1. Menetapakan Dukungan terhadap jilbab
2. Penetapan 4 September sebagai Hari solidaritas jilbab Internasional(IHSD)
3. Rencana Aksi Untuk Tetap Membela hak wanita Muslim mempertahankan busana taqwa mereka.

Konferensi Pro-Hijab yang berlangsung di ibukota Inggris, London, berakhir dengan sebuah petisi dukungan terhadap jilbab. Seluruh peserta konferensi juga sepakat menetapkan hari solidaritas jilbab internasional, dan rencana aksi untuk tetap membela hak wanita Muslim mempertahankan busana taqwa mereka.
Karena para mahasiswa/pelajar Muslim di seluruh Eropa akan kembali ke sekolah pada saat itu. Para peserta juga bersumpah akan tetap berjuang membela para gadis muda Muslim yang mendapat perlakuan diskriminatif masyarakat barat hanya lantaran jilbab mereka.

Selanjutnya konferensi mencetuskan rencana aksi untuk mengokohkan rekomendasi konferensi pro-hijab London tersebut. Di antaranya dengan menyerukan para kaum terpelajar tentang pentingnya hijab bagi wanita Muslim, melalui seminar-seminar dan publikasi media-media massa.

Koordinator Pro-Hijab, Abeer Pharaoh, mengungkapkan pada IslamOnline.net (IOL), bahwa seluruh peserta konferensi telah membahas soal larangan hijab, implikasi dan dampaknya terhadap masyarakat Eropa.
Mereka juga bersepakat akan mengorganisir upaya-upaya individu dan organisasi-organisasi di Eropa, serta di seluruh dunia, untuk mempertahankan hak berjilbab bagi wanita Muslim.

Abeer juga menggarisbawahi, bahwa majelis hijab telah menerima dukungan banyak organisasi-organisasi Muslim maupun non-Muslim dari berbagai keyakinan dan komunitas yang berbeda. Dukungan, lanjutnya, juga mengalir dari sejumlah anggota parlemen Inggris dan parlemen Eropa. Kampanye ini bukan hanya untuk wanita Muslim semata.
Konferensi yang dibuka walikota London, Ken Livingstone itu, diikuti 300 delegasi, mewakili 102 organisasi-organisasi Inggris dan internasional. Dia menegaskan, bahwa yang mengambil keuntungan dari larangan berjilbab, hanyalah kelompok ekstrimis kanan dan kaum fasis. Sebelumnya, lanjut Livingstone, target serangan kelompok itu adalah orang-orang hitam (Negro), Yahudi, dan komunis. Ini bukan yang pertama kali Livingstone menjadi tuan rumah Konferensi Hijab, yang telah menjadi isu sentral di Eropa belakangan ini. Februari silam, dia membela dengan gigih hak-hak wanita
Muslim mengenakan jilbab, dengan mengirimkan isyarat baik ke negara-negara Dalam surat itu Livingstone menggarisbawahi, bahwa bentuk diskriminasi apapun terhadap kebebasan beragama Muslim akan berdampak negatif pada mereka. Selama berlangsung konferensi Pro-Hijab, Livingstone bersumpah, bahwa penempatan tenaga kerja di London, tidak akan didasari pada latar belakang etnis maupun agama.Eropa, khususnya Perancis. Livingstone mengirim sepucuk surat pada PM Perancis, Jean Pierre Raffarin.
(Dari berbagai sumber)

#JarMus Colouring The World#

Jumat, 26 Agustus 2011

Jadwal Ibadah Harian di Bulan Ramadhan

Ramadhan sudah menjelang. Apa dan bagaimana kita harus melakukan ibadah shaum Ramadhan ini sepanjang hari. Mari kita buat jadwal harian kita sebagai seorang muslim dan muslimah di bulan Ramadhan. Dengan jadwal ibadah harian ini, dapat menjadi pemicu gairah dan memaksimalkan  ibadah kita di Bulan Ramadhan. Jadwal ibadah harian Ramadhan ini disesuaikan waktunya untuk DKI Jakarta dan sekitarnya (Jadebotabek). Sedangkan, untuk luar daerah, silahkan di tambahkan atau disesuaikan artikel ini ditulis oleh Cecep Y Pramana dan dipublikasikan oleh PKPU
03.00 pagi. Bangun pagi dan berdoa kepada Allah SWT dengan doa: Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan aku,
setelah Dia mematikan aku dan kepadaNya lah aku akan dikembalikan.
Berniatlah kepada Allah SWT untuk melaksanakan sebanyak-banyak kebaikan (ibadah) hari itu. Mandi dan bersihkan diri. Ambil air wudhu dan memakai pakaian yang bersih suci untuk beribadah, pakai wewangian.
03.20 pagi. Solat Sunnah Taubat : Sengaja aku shalat sunat taubat 2 rakaat karena Allah Taala. Rakaat pertama selepas Al-Fatihah baca surah Al-Kafirun (diserahkan masing-masing), rakaat kedua selepas Al-Fatihah baca surah Al-Ikhlas (diserahkan masing-masing). Selepas shalat, angkatlah kedua tangan, memohon ampun kepada Allah. Menangis dengan disertai penyesalan atas dosa yang telah kita lakukan.
Shalat sunnah Tahajud : Sengaja aku shalat sunnah tahajjud 2 rakaat karena Allah Taala. Rakaat pertama selepas Al-Fatihah baca surah Al-Kafirun (diserahkan masing-masing), rakaat kedua selepas Al-Fatihah baca surah Al-Ikhlas (diserahkan masing-masing). Selepas shalat, angkatlah kedua tangan, memohon ampun kepada Allah. Menangis dengan disertai penyesalan atas dosa yang telah kita lakukan.
Shalat sunnah Hajat : Sengaja aku shalat sunnah hajat 2 rakaat karena Allah Taala. Selepas Al-Fatihah rakaat pertama baca ayatul Kursi 1 kali (diserahkan masing-masing). Selepas Al-Fatihah rakaat kedua baca surah Al-Ikhlas 11 kali (diserahkan masing-masing). Ketika sujud terakhir baca 11 kali dan sertakan di dalam hati segala hajat-hajat kita.
Shalat sunnah Witir : Sengaja aku shalat sunnah witir 2 rakaat karena Allah Taala. Selepas salam, bangun lagi dan sembahyang witir 1 rakaat (atau langsung bisa 3 rakaat). Perbanyaklah berdoa kepada Allah dengan penuh rasa kehambaan, rendah diri, meminta kepada Allah, merintih memohon kepada Allah, agar Allah mengampuni dosa-dosa kita, taubat kita, menerima amalan kita, memperkenankan doa dan permintaan kita.
03.50 pagi. Makan Sahur, menggosok gigi dan membersihkan sisa-sisa makanan di mulut.
04.25 pagi. Bersiap menunggu waktu Subuh dengan membaca Al-Quran, berdzikir atau bershalawat. Shalat sunnah Subuh, shalat Subuh berjamaah. Selesaikan wirid harian di tikar/sajadah atau baca Al-Quran hingga terbit matahari.
06.00 pagi. Membuat persiapan ke tempat kerja. Melangkah ke tempat kerja dengan membaca Bismillah dan doa kepada Allah SWT agar semua aktivitas kita diberkahiNya. Sentiasa berdzikir, bershalawat kepada Rasulullah SAW di dalam hati.
Perbanyaklah istighfar, meminta ampun kepada Allah SWT. Melaksanakan kerja dengan bersemangat dan penuh bertanggungjawab. Datangkan rasa bahwa Allah sentiasa memperhatikan kerja-kerja yang kita lakukan dan yakinilah bahwa Dia akan membalas segala kebaikan yang kita perbuat dan lakukan.
08.00 pagi. Shalat sunnah Dhuha. Ia adalah sumber rezeki yang berkah jika istiqamah diamalkan.
Dengan niat : Sengaja aku shalat sunnah dhuha 2 rakaat karena Allah Taala. Penuhi waktu dhuha itu dengan menambah ilmu atau membaca Al-Quran. Jauhi dengan sungguh-sungguh darimelakukan perbuatan dosa, walaupun kecil serta perkara yang sia-sia.
Contoh perbuatan dosa, walaupun kecil : mengumpat, mengutuk, menyindir yang menyakitkan orang, bergaul bebas tanpa menjaga syariat seperti berkhalwat (berdua-duaan) dengan bukan muhrim mengenai perkara yang tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan.
11.45 siang. Bersiap-siap untuk shalat Dzuhur. Menunggu waktu shalat dengan shalat sunnah, berdzikir, bershalawat. Shalat dzuhur berjamaah. Laksanakan juga shalat sunnah Rawatib.
Bersyukur setelah selesai melaksanakan shalat sunnah dan wirid sebagai tanda terima kasih kepada Allah yang telah memberi kita nikmat besar dapat menyembah dan bersujud kepadaNya.
14.55 sore. Bersiap-siap untuk shalat Ashar. Shalat Ashar berjamaah. Laksanakan juga shalat sunnah qabliyah. Bersujud syukur setelah selesai melaksanakan shalat sunnah dan wirid sebagai tanda terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat yang besar serta dapat menyembah dan bersujud kepadaNya.
17.30 petang. Membeli barang-barang untuk keperluan berbuka dan sahur, tanpa berlebih- lebihan. Ingatlah walaupun syaitan dirantai, namun nafsu masih ada dalam diri kita !!!
17.50 petang. Memperbanyakkan doa sebelum berbuka. Karena di waktu itu adalah masa yang mustajab untuk berdoa. Ingatlah sabda Rasulullah SAW : “Berapa banyak orang yang berpuasa, namun yang mereka dapatkan hanya lapar dan dahaga”, bermohonlah kepada Allah memohon agar amalan kita diterima.
Apabila masuk waktu Magrib, bacalah doa dan berbuka : “Wahai Tuhan, karena Engkaulah aku berpuasa, dan kepada Engkaulah aku beriman dan dengan rezeki engkaulah aku berbuka”.
Berbuka puasalah dengan makanan manis seperti buah kurma dan meminum air, terus menunaikan shalat maghrib berjamaah, setelah itu barulah makan makanan berat atau bisa ditunda ba’da shalat tarawih.
19.00 malam. Siap-siap untuk shalat isya’ berjamaah dan diteruskan dengan shalat tarawih hingga selesai. Coba pertahankan shalat tarawih, walau bagaimanapun keadaan, atau sekalipun karenafadhilahnya amat besar.
Bacalah Al-Quran dengan penuh tawadhu, boleh dibaca dengan bertadarus (berkumpulan bergilir-gilir, seorang baca, yang lain menyimaknya), coba khatamkan membaca Al-Quran paling kurang satu kali sepanjang ramadhan. Kebanyakan imam-imam besar (Imam Syafi’i) mengkhatam Al Quran dua kali dalam sehari (60 kali sebulan Ramadhan)
22.30 malam. Memperbanyak istighfar sebelum tidur. Berniatlah untuk puasa keesokan hari dengan berniat: Sengaja aku berpuasa hari esok untuk menunaikan puasa ramadhan yang wajib ke atasku, tahun ini karena Allah Taala.
(yang ini JANGAN SAMPAI LUPA loh, niat puasa Ramadhan untuk esok hari!!!). Tidur diawal agar dapat bangun untuk beribadah. Bacalah doa sebelum tidur: “Dengan namaMu Ya Allah! Aku hidup dan mati. Ingatlah tidur adalah mati yang sementara, kemungkinan kita dipanggil Allah ketika tidur. Amien Yaa Rabbal Alamin.

Kewajiban, Hikmah, dan Adab Puasa Ramadhan


Redaksi Al Wala’ Wal Bara’ 
 
Kewajiban Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan adalah suatu kewajiban yang jelas yang termaktub dalam Kitabullah, Sunnah Rasul-Nya dan ijma’ kaum muslimin. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kalian ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian. Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur." (Al-Baqarah:183-185)
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):"Islam dibangun di atas lima hal: bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah." (Muttafaqun ‘alaih dari Ibnu ‘Umar)
 
Sementara itu kaum muslimin bersepakat akan wajibnya puasa Ramadhan. Maka barangsiapa yang mengingkari kewajiban puasa Ramadhan, berarti dia telah murtad dan kafir, harus disuruh bertaubat. Kalau mau bertaubat dan mau mengakui kewajiban syari’at tadi maka dia itu muslim kembali. Jika tidak, dia harus dibunuh karena kekafirannya.
 
Puasa Ramadhan diwajibkan mulai pada tahun kedua hijriyyah. Ini berarti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat melakukannya selama sembilan kali.
 
Puasa Ramadhan wajib bagi setiap muslim yang telah ‘aqil baligh dan berakal sehat. Maka puasa tidak wajib bagi orang kafir dan tidak akan diterima pahalanya jika ada yang melakukannya sampai dia masuk Islam. Puasa juga tidak wajib bagi anak kecil sampai dia ‘aqil baligh. ‘Aqil balighnya ini diketahui ketika dia telah masuk usia 15 tahun atau tumbuh rambut kemaluannya atau keluar air mani (sperma) ketika bermimpi.
 
Ini bagi anak laki-laki, sementara bagi anak wanita ditandai dengan haidh (menstruasi). Maka jika seorang anak telah mendapati tanda-tanda ini, maka dia telah ‘aqil baligh.
 
Akan tetapi dalam rangka sebagai latihan dan pembiasaan, sebaiknya seorang anak (yang belum baligh -pent) disuruh untuk berpuasa, jika kuat dan tidak membahayakannya.
 
Puasa juga tidak wajib bagi orang yang kehilangan akal, baik itu karena gila atau penyakit syaraf atau sebab lainnya. Berkenaan dengan inilah jika ada orang yang telah menginjak dewasa namun masih tetap idiot dan tidak berakal sehat, maka tidak wajib baginya berpuasa dan tidak pula menggantinya dengan membayar fidyah.

Hikmah dan Manfaat Puasa
 
Shaum (puasa) yang disyari’atkan dan difardhukan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya mempunyai hikmah dan manfaat yang banyak sekali. Di antara hikmah puasa adalah bahwasanya puasa itu merupakan ibadah yang bisa digunakan seorang hamba untuk bertaqarrub kepada Allah dengan meninggalkan kesenangan-kesenangan dunianya seperti makan, minum dan menggauli istri dalam rangka untuk mendapatkan ridha Rabbnya dan keberuntungan di kampung kemuliaan (yaitu kampung akhirat -pent).

Dengan puasa ini jelas bahwa seorang hamba akan lebih mementingkan kehendak Rabbnya daripada kesenangan-kesenangan pribadinya. Lebih cinta kampung akhirat daripada kehidupan dunia.

Hikmah puasa yang lain adalah bahwa puasa adalah sarana untuk menghadapi derajat takwa apabila seseorang melakukannya dengan sesungguhnya (sesuai dengan syari’at). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." (Al-Baqarah:183)
 
Orang yang berpuasa berarti diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah, yakni dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Inilah tujuan agung dari disyari’atkannya puasa. Jadi bukan hanya sekedar melatih untuk meninggalkan makan, minum dan menggauli istri.
 
Apabila kita membaca ayat tersebut, maka tentulah kita mengetahui apa hikmah diwajibkannya puasa, yakni takwa dan menghambakan diri kepada Allah.
 
Adapun takwa adalah meninggalkan keharaman-keharaman, dan kata takwa ini ketika dimutlakkan (penggunaannya) maka mengandung makna mengerjakan perintah-perintah dan meninggalkan larangan-larangan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):"Barangsiapa yang tidak bisa meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap amalan dia meninggalkan makanan dan minumannya." (HR. Al-Bukhariy no.1903)
 
Berdasarkan dalil ini, maka diperintahkan dengan kuat terhadap setiap orang yang berpuasa untuk mengerjakan segala kewajiban, demikian juga menjauhi hal-hal yang diharamkan baik berupa perkataan maupun perbuatan, maka tidak boleh mencela, ghibah (menggunjing orang lain), berdusta, mengadu domba antar mereka, menjual barang dagangan yang haram, mendengarkan apa saja yang haram untuk didengarkan seperti lagu-lagu, musik ataupun nasyid, yang itu semuanya dapat melalaikan dari ketaatan kepada Allah, serta menjauhi segala bentuk keharaman lainnya.
 
Apabila seseorang mengerjakan semuanya itu dalam satu bulan penuh dengan penuh keimanan dan mengharap pahala kepada Allah maka itu akan memudahkannya kelak untuk istiqamah di bulan-bulan tersisa lainnya dalam tahun tersebut.
 
Akan tetapi betapa sedihnya, kebanyakan orang yang berpuasa tidak membedakan antara hari puasanya dengan hari berbukanya, mereka tetap menjalani kebiasaan yang biasa mereka lakukan yakni meninggalkan kewajiban-kewajiban dan mengerjakan keharaman-keharaman, mereka tidak merasakan keagungan dan kehormatan puasa.
 
Perbuatan ini memang tidak membatalkan puasa tetapi mengurangi pahalanya, bahkan seringkali perbuatan-perbuatan tersebut merusak pahala puasa sehingga hilanglah pahalanya.
 
Hikmah puasa yang lainnya adalah seorang kaya akan mengetahui nilai nikmat Allah dengan kekayaannya itu di mana Allah telah memudahkan baginya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, seperti makan, minum dan menikah serta apa saja yang dibolehkan oleh Allah secara syar’i. Allah telah memudahkan baginya untuk itu. Maka dengan begitu ia akan bersyukur kepada Rabbnya atas karunia nikmat ini dan mengingat saudaranya yang miskin, yang ternyata tidak dimudahkan untuk mendapatkannya. Dengan begitu ia akan berderma kepadanya dalam bentuk shadaqah dan perbuatan yang baik lainnya.
 
Di antara hikmah puasa juga adalah melatih seseorang untuk menguasai dan berdisiplin dalam mengatur jiwanya. Sehingga ia akan mampu memimpin jiwanya untuk meraih kebahagiaan dan kebaikannya di dunia dan di akhirat serta menjauhi sifat kebinatangan.
Puasa juga mengandung berbagai macam manfaat kesehatan yang direalisasikan dengan mengurangi makan dan mengistirahatkan alat pencernaan pada waktu-waktu tertentu serta mengurangi kolesterol yang jika terlalu banyak akan membahayakan tubuh. Juga manfaat lainnya dari puasa sangat banyak.

Adab-adab Berpuasa
  1. Bahwasanya wajib bagi seorang muslim untuk berpuasa dengan penuh keimanan dan mengharap pahala kepada Allah semata, bukan karena riya`, sum’ah, taqlid kepada manusia, mengikuti keluarganya atau penduduk negerinya bahkan wajib baginya bahwa yang membawanya berpuasa adalah keimanannya bahwasanya Allah telah mewajibkan puasa tersebut kepadanya dan mengharap pahala di sisi-Nya dalam melaksanakan puasa tersebut. Demikian juga shalat malam di bulan Ramadhan (shalat tarawih -pent), hendaklah bagi seorang muslim untuk mengerjakannya karena penuh keimanan dan mengharap pahala kepada-Nya, karena inilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yanga artinya): "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala kepada Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa yang shalat di malam harinya (shalat tarawih) karena iman dan mengharap pahala kepada-Nya maka diampuni dosanya yang telah lalu dan barangsiapa yang shalat malam bertepatan dengan datangnya lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala kepada-Nya maka diampuni dosanya yang telah lalu."
  2. Termasuk adab terpenting dalam berpuasa adalah membiasakan diri kita bertakwa kepada Allah dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, sesuai dengan firman Allah (yang artinya):"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." (Al-Baqarah:183). Sesuai pula dengan sabda Nabi (yang artinya):"Barangsiapa yang tidak bisa meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap amalan dia meninggalkan makanan dan minumannya." (HR. Al-Bukhariy no.1903)
  3. Menjauhi apa yang diharamkan Allah berupa kebohongan, mencela, mencaci, menipu, khianat, melihat sesuatu yang haram seperti melihat lawan jenisnya yang bukan mahramnya, mendengarkan hal yang haram seperti musik, nyanyian, mendengarkan ghibah, ucapan dusta dan sejenisnya, serta perbuatan haram lainnya yang harus dijauhi oleh orang yang sedang berpuasa dan selainnya, akan tetapi terhadap orang yang puasa lebih dikuatkan perintahnya.
  4. Memperbanyak shadaqah, amal kebaikan, berbuat baik kepada orang lain, terutama di bulan Ramadhan. Sungguh Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan tatkala Jibril menjumpainya untuk bertadarrus Al-Qur`an. (Lihat HR. Al-Bukhariy no.1902)
  5. Makan sahur dan mengakhirkannya, sesuai sabda Nabi (yang artinya): "Makan sahurlah kalian karena di dalam sahur ada barakah." (HR. Al-Bukhariy no.1923 dan Muslim no.1095)
  6. Berbuka puasa dengan ruthab (kurma yang sudah matang), jika tidak didapatkan boleh dengan tamr (kurma yang belum sampai ruthab), jika itupun tidak diperoleh maka dengan air, menyegerakan berbuka tatkala telah jelas benar tenggelamnya matahari, berdasarkan sabda Nabi (yang artinya): "Senantiasa manusia berada dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka puasa." (Muttafaqun ‘alaih dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy)
Diambil dari kitab Fataawash Shiyaam karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, Fataawash Shiyaam karya Asy-Syaikh Ibnu Baz dan lain-lain serta kitab Fataawal ‘Aqiidah wa Arkaanil Islaam karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dengan beberapa perubahan
 
Wallaahu A’lam.
 
Sumber: Buletin Al Wala’ Wal Bara’
Judul Asli: "Kewajiban, Hikmah, dan Adab-adab Puasa Ramadhan"
Edisi ke-47 Tahun ke-2 / 15 Oktober 2004 M / 01 Ramadhan 1425 H